Minggu, 29 Januari 2017

Dasar Akting

                                                 
             

Untuk memainkan peran dengan baik anda harus bersikap pasrah menerima serta mencintai peran tersebut tidak boleh ada penolakan dalam hati apalagi membencinya, karena ketika anda membenci peran yang akan dimainkan, maka akan timbul jarak antara anda dengan peran itu, akibatnya anda akan bermain buruk, tidak hidup.Perlu anda ketahui bahwa akting adalah bagaimana kewajiban kita dapat menghidupkan sebuah peran.
Peran yang asalnya mati yang Cuma bisa dibaca dari sebuah scenario, harus anda hidupkan layaknya manusia seutuhnya yang mempunyai bentuk tubuh, gerakan, gerak-gerik, ekpresi wajah, vocal, pikiran serta perasaan.
Akting yang baik tidak akan datang begitu saja pada seorang aktor, apalagi pada actor yang malas yang hanya menunggu kesempatan.
Akting yang baik dan prima akan menghampiri actor-aktor yang mau kerja keras, latihan dan disiplin, tidak ada kata ” nganggur “ bagi seorang aktor, karena setiap waktu luang akan dipergunakan untuk latihan,observasi, membaca, menonton atau mendiskusikan sesuatu yang berhubungan dengan seni peran.
Untuk menjadi seorang actor yang handal pastilah diperlukan modal, seorang Pelukis modalnya adalah cat, kuas dan kavas.
Modal seorang actor adalah seluruh perangkat yang ada pada tubuhnya yaitu pikiran, perasaan, vocal (suara) dan tubuhnya. Modal inilah yang harus kita latih secara terus tanpa berhenti.
PIKIRAN mencakup :

§  Konsentrasi
§  Imajinasi
§  Ingatan emosi,
§  Observasi pengamatan,
§  Motivasi,
§  Penafsiran scenario ; Peran

PERASAAN mencakup :
§  Emosi
§  Penghayatan.

VOCAL mencakup :
§  Artikulasi
§  Intonasi.
TUBUH mencakup :
§  Pemanasan,
§  Eksplorasi,
§  Singkronisasi.

Modal tersebut diatas tidak akan berarti apa-apa, apabila anda tidak melatihnya secara terus menerus dan berkesinambungan. Untuk melatihnya tidak perlu waktu atau tempat yang khusus. Anda bisa melakukannya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya anda mau melatih :
KONSENTRASI : Bacalah berita disurat kabar atau menonton sinetron di televisi atau menonton film di bioskop kemudian ceritakanlah kembali secara rinci berita atau apa yang telah anda baca atau tonton tersebut, atau kalau kita sedang makan rasakanlah makanan yang dimakan, asinnya, manisnya, pedasnya dlsb, dan jangan makan sambil baca Koran karena konsentrasi anda akan terpecah antara rasa makanan dan berita di Koran.
IMAJINASI : Anda mungkin pernah melihat anak kecil main mobil – mobilan, atau main rumah-rumahan,mungkin anda sendiri pernah melakukannya, anak kecil itu sedang sedang menggunakan imajinasinya !. Cobalah latih imajinasi anda dengan kegiatan yang disesuai kan dengan usia anda misalnya apa yang anda lakukan kalau anda menjadi bintang film terkenal, atau profesi lainnya.
INGATAN EMOSI : Ingatlah secara detail kejadian-kejadian yang telah anda alami, baik yang menyedihkan atau yang menyenangkan atau menjengkelkan/menyebalkan dlsb.
Mungkin anda pernah mengalami patah hati, cobalah ingat kembali apa yang pernah anda lakukan, katakan dan anda rasakan atau cob lah ingat wajah ibu/ayah anda apa yang anda rasakan.
OBSERVASI/PENGAMATAN : Salah satu tugas kita yang penting lainnya apabila anda ingin menjadi seorang actor adalah observasi
Sebagai seorang actor yang kerjanya memerankan berbagai macam karakter manusia tentunya observasi ini menjadi sangat penting.
Bagaimana kita bisa memerankan seorang tokoh terkena penyakit aids apabila anda sendiri tidak tahu seperti apa penyakit itu apabila menyerang manusia. Observasi bisakita lakukan secara langsung dengan obyek yang akan kita amati maupun secara tidak langsung misalnya dengan membaca, menonton televisi atau menonton film tentang objek yang akan kita pelajari.
Observasi bias kita lakukan setiap hari mulai dari lingkungan terdekat misalnya mengamati tukang sayur, Pengemis, tukang rokok atau tetangga yang konglomerat. Tegur dan ngobrolah dengan mereka, tanyalah berapa penghasilannya, anaknya berapa, bagaimana bisa menghidupi keluarganya dengan penghasilannya.
Amati pula gerakannya, gerak-geriknya, cara dia berjalan, cara dia berpakaian, cara bicaranya, dlsb.
Semakin banyak manusia yang anda amati akan semakin mudah anda memasuki sebuah peran, pergilah kerumah sakit dan duduklah di UGD, maka anda akan banyak sekali melihat berbagai macam karakter, ada yang menangis, ada yang histeris, ada yang Cuma bengong, ada yang kebingungan, dlsb.
MOTIVASI : Setiap gerakan dari tubuh kita pastilah berawal dari motivasi, apabila lapar pasti anda akan bergerak/berjalan kedapur untuk mencari makanan yang bisa dimakan, apabila sedang berjalan -jalan di Mall kemudian melihat baju yang anda senangi, pastilah anda akan mendekati baju tsb untuk menyentuh lalu mencobanya. Begitu juga jika anda membenci seseorang pastilah anda akan men jauhi orang itu.
Jadi setiap gerakan ataupun gerak gerik yang ada dalam adegan sebuah sinetron pastilah mempunyai motivasi.
PENAFSIRAN SCENARIO : Setelah mendapatkan scenario dari Sutradara janganlah langsung dihafal, tapi bacalah berulang-ulang sampai anda mengerti benar isi ceritanya, setelah itu bacalah adegan demi adegan sampai anda mengerti maksud dari adegan itu, tahap terahir baru menghafalnya.
Apabila anda tidak mengerti konsultasikan dengan sutradara, anda tidak usah malu bertanya pada sutradara karena sudah menjadi tugas sutradara untuk membuat pemainnya mengerti apa yang akan di mainkannya. Bekerjasama / kerja kolektif adalah inti dari produk si sebuah sinetron.
EMOSI : Seorang aktor haruslah peka emosinya, setelah anda memutuskan untuk menjadi seorang actor, sifat ” cuek ” atau sikap tidak perduli harus anda tinggalkan.
Mulai sekarang latihlah emosi anda setiap hari sehingga menjadi benar-benar peka. Bukankah kita akan memainkan berbagai macam emosi ?.
Cobalah rasakan apa yang dirasakan orang lain, misalnya ketika me lihat pengemis bagaimana kalau anda menjadi pengemis itu apa yang anda rasakan ?, atau anda melihat orang tua meninggal tertabrak bis kota, bagaimana kalau dia itu adalah orang tua anda ?
Emosi adalah inti dari acting, kalau anda berakting tanpa emosi anda akan seperti robot.
PENGHAYATAN : Adalah perpaduan dari kesemua unsur-unsur diatas, umpama semangkok bakso yang terbuat dari berbagai bum bu yang disatukan menjadi suatu hidangan yang lezat untuk dimakan, namun apabila bumbu tersebut ada yang kurang misalnya kurang garam, maka bakso tersebut akan terasa hambar.
Begitu juga dengan acting, apabila salah satu unsur diatas ada yang kurang maka acting anda akan kurang sempurna akan terlihat dibuat-buat, over acting atau datar tanpa ekpresi.
Setelah kita membahas unsur-unsur ” dalam ” sekarang kita akan membahas unsur ” luar ” yaitu vocal dan tubuh kita mulai dengan :
VOKAL :
ARTIKULASI : Seorang aktor ketika berakting haruslah mempunyai suara yang jelas terdengar agar bisa menyampaikan pesan yang ada dalam scenario.
Kita sering melihat banyak pemain sinetron yang bicaranya terlalu cepat, tidak jelas, akhirnya penonton tidak mengerti apa yang di ucapkan si actor, kalau sudah begitu bersiaplah untuk tidak ada yang menonton, sia-sialah hasil kerja keras kita.
Untuk melatihnya bacalah buku atau surat kabar ucapkanlah perlahan-lahan, lambat dan usahakan mengucapkan kata demi kata se cara jelas, jangan terlalu cepat temponya lambat saja yang penting terdengar dengan jelas sejelas-jelasnya, teruslah berlatih dan jangan ragu-ragu untuk membuka mulut anda.
INTONASI : Anda mungkin pernah menonton sinetron dimana salah satu aktornya bersuara datar monoton seperti robot, sangat membosankan !.
Itu disebabkan karena ketika si aktor mengucapkan dialog tidak menggunakan emosi, hanya sekedar mengucapkan kalimat hafalan.
Ketika anda mengucapkan dialog, isilah dengan emosi sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam scenario.
Contohnya : Anda mengucapkan dialog dalam keadaan sedih tentu lah akan berbeda dengan keadaan gembira.
Unsur ” luar ” lainnya adalah TUBUH.
Tubuh anda harus diolah sedemikian rupa sehingga siap untuk me merankan tokoh apapun juga.
Kita sering melihat actor laga terlihat kaku ketika dia main dalam sinetron drama atau kita juga pernah melihat seorang actor  begitu kaku, begitu tidak enak dipandang karena bahunya selalu naik dua-duanya atau sebelah, dlsb.
PEMANASAN : Gerakanlah tubuh anda mulai dari ujung kaki sam pai ujung kepala sepertilazimnya pemanasan olahraga.
EKPLORASI : Gerakanlah tubuh anda sebebas bebasnya, carilah gerakan yang tidak biasa/yang jarang atau tidak pernah dilakukan.
SINKRONISASI GERAKAN DENGAN UCAPAN : Sinkronisasikan  antara ucapan dengan gerakan anda. Seringkali ki ta melihat seorang pemain terlalu banyak gerakannya sehingga ba nyak gerakan yang sia-sia tidak efisien atau sebaliknya banyak pe main yang terlalu sedikit gerakannya sehingga kaku seperti patung. Banyak juga pemain yang suka memasukan tangannya kedalam saku celananya atau selama adegan berlangsung tangannya hanya dilipat diatas dada tidak perduli adegannya sedang marah atau gembira.
Banyak sekali gerakan yang harus kita pilih,
contohnya : Seorang pemain sedang melakukan adegan marah, gera kan pemain itu bisamemukul meja, meremas baju, bias mengatup kan graham, bisa menjambak-jambak rambutnya sendiri, dlsb.
Anda harus memilih salah satu gerakan lalu memasukannya keda lam acting anda, sehingga menjadi sesuai antara gerakan dengan kalimat yang anda ucapkan.
Seringkali seseorang yang memerankan tokoh pada sebuah pertunjukan pentas teater mendapat kritikan karena permainannya dianggap jelek. Sebenarnya apa saja yang harus dipelajari dan diketahui oleh seseorang sebelum memerankan tokoh karakter di dalam peran. Hakikat seni peran adalah adalah meyakinkan penonton bahwa apa yang tengah dilakukan aktor itu benar dan sudah cukup. Intinya sekali lagi pemain dalam permainan harus mampu meyakinkan penonton.
Alat modal akting aktor adalah tubuh (raga) dan sukma (rasa), itulah yang seharusnya terus menerus diasah dan dilatih agar siap dalam menghadapi, menggali serta memainkan peran. Untuk itu ada beberapa langkah dan tahapan yang harus diperhatikan, sebagai berikut :
3 LANGKAH MENUJU SIAP RAGA (TUBUH)
1. Melatih kelenturan otot-otot anggota tubuh.
1.      Leher, mata, mulut (expresi)’
2.      Tangan (jari-jari, pergelangan, lengan, bahu)
3.      Kaki (pergelangan lutut, tungkai, langkah)
2. Melatih pernafasan.
1.      Bernafas dengan benar
2.      Terkontrol
3.      Pemupukan energi kreatif
3. Membaca dan mengeja huruf.
1.      Membaca (kejelasan kata & suku kata)
2.      Mengeja (huruf hidup & huruf mati)
4 LANGKAH MENUJU PENCIPTAAN
1.      Melatih suara/vocal (eja – baca – paham – arah – rasa – cipta)
2.      Mengasah daya pencapaian (artikulasi)
3.      Memahami pengertian “suratan dan siratan”
4.      Memperjkaya daya kehadiran
4 LANGKAH MENUJU TAHU & MENGERTI (MEMAHAMI)
1.      Mengetahui, mempelajari & memahami sejarah teater dan budaya.
2.      Menyerap pengetahuan umum.
3.      Presentasi (mengasah daya ungkap.
4.      Mengasah kemampuan, menganalisa dan menyimpulkan.
6 LANGKAH MENUJU SIAP SUKMA (RASA)
1.      Konsentrasi dan fokus.
2.      Observasi dan penyerapan (lingkungan – suasana – waktu)
3.      Imajinasi (lingkungan – benda – suasana – waktu – peristiwa – kenangan)
4.      Penghayatan (bentuk – irama – ritme – tempo – rasa)
5.      Improvisasi (pemahaman – berkisah dengan cara berbeda)
6.      Pembangunan karakter peranan (analisa – pengadeganan – jalinan – latar belakang – motivasi)
Jika langkah-langkah itu sudah dijalankan tapi masih juga ada hambatan, maka hal itu bisa terjadi karena kurang latihan, kutrang memahami, kurang konsentrasi, kurang energi, kurang motivasi. Apabila langkah-langkah diatas dianggap terlalu kompleks dan rumit, terutama lantaran harus disampaikan dalam bahasa yang sangat sederhana, maka cukup diambil langkah sederhana sebagai berikut :
1.      Calon aktor harus melatih seluruh anggota tubuhnya.
2.      Calon aktor harus tekun melatih kepekaan dan kemampuan daya ingat, konsentrasi, pengamatan imajinasi, serta ekspresi.
3.      Calon aktor harus rendah hati, disiplin, terbuka, punya tanggung jawab, menghargai orang lain, dan jujur.
4.      Calon aktor tidak bosan belajar.
5.      Calon aktor harus banyak membaca, mendengar dan melihat.
LANGKAH-LANGKAH DASAR AKTING
Latihan akting atau menjadi peran dapat membentuk aktor sebagai impersonator, interpretator, komentator, dan sebagai personality actor.
§  Sebagai Impersonator, aktor menyerahkan diri sepenuhnya memasuki peran.
§  Sebagai Interpretator, aktor tidak sepenuhnya memasuki perasn yang dibawakan tetapi identitas dirinya masih terlihat.
§  Sebagai Personality actor, yang kita dapatkan dalam televisi.
Bidang Akting
Ada 3 bidang akting yang harus digarap dalam latihan, yaitu :
1.      Teknik fisik (latihan pernafasan, vocal, proyeksi atau penonjolan).
2.      Teknik mental (latihan watak karakter, menganalisa dari berbagai sudut).
3.      Teknik emosi (latihan menhadirkan emosi sesuai dengan tuntutan peran).
Aktor harus mampu memerintah. Memerintah badan, suara, emosi, dan semua situasi dramatik. Ia harus mampu membantu dan mengontrol karakter, apakah gerak tubuhnya dan suaranya sudah efektif, enak didengar, dan ditonton ? Tubuh aktor harus terkoordinasi secara baik mulai perpindahan (movement) harus dilaksanakan secara anggun, posisi tubuh (gesture) harus mampu memberikan penguatan bagi suaranya. Semuia itu dilakukan oleh aktor secara jelas, logis, menarik, bertujuan dan benar. Seorang aktor harus berusaha menciptakan kreasi sendiri.
Oleh sebab itu sejak muncul pertama di pentas akting, pemain hendaknya terarah dan tidak berlebihan. Pengaruh musik bharus dihayati secara seksama dan ekspresinya tampak dari mimik/muka pemain serasa tidak tegang. Setiap aktor harus berusaha mengendalikan aktingnya, artinya semua gerakannya beralasan dan tidak berlebihan. Dalam hal akting pemain memberi porsi besar agar akting bisa memberikan sugesti kepada penonton dan aktingnya bisa meyakinkan ketika membawakan peran.

Sumber : Tatos Fauzi - Producer Kayaraya Films
Http;//tatosfauzifilm.blogspot.co.id


Selasa, 16 Agustus 2016